DESA SIMARMATA TERCINTA

                                      


Ini adalah desaku, dimana kedua orang tuaku tinggal, desa ini namanya desa lumban batu, tempat yang melahirkan nafas nafas semangat dan kerja keras bagi kami.
Orangtuaku masih tinggal disini, penghasilan utama penduduknya adalah bertani kopi dan coklat, kalau dulu mungkin masih zamannya marbawang, tapi seiring berjalannya waktu masyarakat mulai mencoba memanfaatkan lahan untuk ditanami kopi dan coklat, ternyata berhasil dan mungkin lebih menghasilkan...
Berbeda dengan ketika dulu aku masih tinggal di Samosir, dimana ada istilah marsiadapari alias saling membantu di ladang satu dengan yang lain, kalau sekarang sistemnya lebih simpel dan ringan, ada kerja kelompok, seperti halnya gotong royong.

Didesa lumban batu ini ada sekitar 10 kepala keluarga, yang sangat bersahaja dan saling menopang, itulah yang aku sukai dan selalu masih aku temui setiap kali aku pulang kampung.....
Ada beberapa keluarga yang sudah tua dan janda serta duda, hebatnya mereka....tidak pernah mengeluh sekalipun akan besarnya masalah hidup, kadang aku suka masak banyak dan ku bagi bagi pada tetangga...
Kebahagiaan kecil, meskipun hanya ikan teri atau sayur sedikit, tapi mereka selalu terharu...hingga setiap kali aku pulang kampung, jadilah aku "penitipan" alias numpang masak karena mereka segan juga lama lama menerima makanan gratis dari aku, padahal itu tidak apa apa buatku..aku belajar banyak dari mamaku dalam hal ini.
Mama selalu mengajarkan kami untuk tidak pelit berbagi, karena rezeki selalu datang dari mana saja..begitulah prinsipnya.
Oppung Ker, nama tunggani hutanya, salut diriku pada oppung yang sudah tua renta ini, pagi sudah berangkat ke ladang, dan pulang tengah hari untuk memasak, kadang kalau aku di Samosir, Oppung ini suka singgah sambil membawa ikan teri satu piring kecil atau ikan mujahir yang masih mentah.."Gorengkon jo..", aku sudah hafal. tapi fisiknya luar biasa....lincah dan energik untuk ukuran wanita setua ini, aku belum pernah mendengarnya sakit keras. Seperti mamaku....

Setiap hari rabu sore, rumahku lah yang menjadi tempat ngumpul orang orang yang mau menjual kopi, cengkeh dan hasil tani lainnya, karena agennya Tulang Boy Napitu akan datang kerumah setiap hari rabu..
mereka selalu cerita tentang ketulusan mama, walaupun mama hanya menyuguhkan segelas teh manis, tapi hal hal sederhana seperti itu ternyata berdampak besar.

Ada satu lagi orang yang tidak akan pernah bisa aku lupakan di desa ini, yaitu Mamatua Ambarita, kalau aku mengantarkan masakanku ke rumahnya, dia akan memelukku dan menangis terharu....
Dulu bapatua sebelum meninggal juga sudah menganggap kami seperti keluarganya sendiri, Bapatua kadang mampir kerumah sebentar hanya untuk minta dimasakkan sayur daun ubi tumbuk, aku sampai hafal...kadang dia memberi uang kalau baru dapat rezeki...

Ini adalah Tugu Simarmata, lumayan fenomenal karena mungkin merupakan lambang dari kesatuan Marga Simarmata dan popparannya, entahlah aku juga tidak bisa menceritakannya terlalu banyak karena memang aku tidak terlalu tahu...
Satu hal...rumahku berada persis didepan tugu ini.
Yang kelihatan ini adalah SMPN 2 Simarmata, SMP tempatku dulu pernah menimba ilmu, dan tempat ayahku mengajar serta ibuku yang menjaga kantin sekolahnya..Rumah yang kelihatan ini adalah rumah Oppung Gibson yang mie gomaknya terkenal sangat enak, cita rasanya khas.
Dan tempat dimana seorang cewek yang sok narsis ini berphoto adalah kantin sekolah yang sederhana, dimana ibuku sudah berpuluh tahun berjualan disini, sudah beberapa kali mengalami relokasi tempat..
Yang paling ku ingat dari kantin ini adalah perjuangan ibuku mempertahankannya sekalipun pernah beberapa waktu kadang kami hanya menerima penjualan 6000 atau 3000 rupiah sehari, waktu itu kami protes pada ibu.."Tinggalkan saja kantin itu bu, toh kita masih ada ladang untuk dikerjakan dan gaji ayah juga masih sanggup membiayai kami...", Yang pada akhirnya kata kata ibulah yang membuat kami terharu ", Bukan karena uang yang bisa membuat ibu bertahan disana, kalau mau jujur ibu juga tidak ada untung di kantin, belum lagi capeknya tidak seimbang..
belum lagi kalau pas lagi rame, ada saja yang mencuri permen atau gorengan, atau kerupuk...tapi Ibu hanya bersyukur, kita masih lebih beruntung dari mereka...Ibu tahu banyak diantara mereka yang jalan jauh dan tidak sempat sarapan pagi, walaupun mereka mungkin tidak punya uang, minimal dengan adanya kantin kita..mereka masih bisa minum dengan gratis..", Ah Ibu...mulianya hatimu...yang dipikirkannya bukanlah kebahagiaannya sendiri...
Dan pengalaman yang berkesan sehubungan dengan cerita kantin ini, kutemukan di Jakarta, bulan september tahun lalu....
Salah seorang dari Alumni menemuiku dan bercerita ", Sebenarnya dulu aku sering mencuri gorengan namboru, aku tahu itu salah, tapi mau bagaimana lagi..kadang kami berangkat dari rumah juga tidak ada makanan, dalam hati aku bertekad..suatu saat kalau aku masih punya waktu dan namboru punya umur panjang, aku akan menemuinya dan menggantinya berpuluh kali lipat..", Aku jadi teringat ayat yang di alkitab
Pengkotbah : "Lemparkanlah rotimu kedalam air, maka kamu akan mendapatkan balasannya lama setelah itu...

Dan ini adalah Bale baleni Oppu Tuan Rudang Simarmata dohot Oppu boru Gaol boru Butar Butar, persis didepan rumah batak peninggalan Inang kami, boru Manik.
Pernah dengar Sihirput, tanaman ini banyak di pinggiran Danau Toba, kalau tidak banyak yang tahu nama lainnya adalah Putri malu..pasti tau dong yah kalau putri malu..hehehe
Nahh..ini tetanggaku namanya Eko Siboro, seperti layaknya anak anak di Samosir, pulang sekolah pekerjaan anak anak disini adalah hu juma, margobuk atau mardoton, termasuk marmahan (ngangon) kambing dan kerbau.
Makanya Samosir terkenal menciptakan karakter yang pekerja pekerja keras, karena jangan bayangkan akan menemukan anak anak yang kalau liburan bisa main PS, ke mall, atau kemanjaan anak anak seusia ini..TIDAK, anak anak Samosir identik dengan pembentukan mental dan semangat kerja keras dari kecil.
Ini adalah impian kecilku untuk Desaku, kerinduanku adalah bisa membuat perpustakaan kecil untuk menunjang pengetahuan anak anak disana, untuk mimpi yang lebih besar aku belum berani karena yang kecil saja belum kesampaian....DOAKAN yah!!!!
Anak anak ini adalah tetanggaku dan sahabat sahabat kecilku, mereka setiap hari berkumpul dan menonton tv dirumah, Candra Manik, Horas Simarmata, Monang Simarmata dan Vani Manik, disampingnya ada Mamanya Vani yang juga sangat dekat dengan keluarga kami.
Sebenarnya masih banyak yang ingin aku ceritakan tapi takut jadi kepanjangan, akhirnya lain kali kita sambung kembali....


TO BE CONTINUED

Comments

Popular posts from this blog

Namaku Meyrist

YOGYAKARTA