KRITIKAN DAN SEMANGAT


AKHIR akhir ini saya sedang mengalami krisis otonomi diri sendiri, sedang mengalami keterpurukan mental yang sangat dalam. Yah...mungkin rasanya sudah lama sekali waktu dimana saya melewati masa masa sulit dan sendirian, mungkin bahu ini sudah cukup lelah...entahlah, ini bukan krisis mental yang biasa saya alami, sangat drop mental saya. Pernah merasakan bagaimana jatuh dari ketinggian satu atau dua meter?, mungkin masih sedikit terasa sakitnya dan masih bisa bangkit lagi, mencoba berdiri walau tertatih..tapi bagaimana jika jatuhnya itu dari ketinggian 100 meter?, mungkin nyawalah yang akan menjadi taruhannya, hanya mukzijatlah kalau bisa walau hanya sekedar berjalan.

Faktor eksternal, pasti banyak mempengaruhi, meskipun akan banyak orang yang mengatakan, itu hanyalah alasan untuk membenarkan diri sendiri., alasan untuk menyembunyikan "rasa malas" menghadapi situasi tertentu yang terkadang sebenarnya kita sanggup hadapi, tapi karena faktor "x" kita memilih menjadi hamba zona nyaman itu.

Aku pribadi sebenarnya sangat merasakan itu, kadang dikondisi tertentu mengalami situasi yang cukup menyenangkan, punya sahabat yang care, pacar yang baik, orangtua dan keluarga yang supel dan sangat mendukung?, wow...sempurnanya hidup, akan tetapi..bagaimana bila yang terjadi adalah hal yang sebaliknya, tiba tiba kamu tidak hanya menjadi "jomblo", tapi juga "jobless", berantem dengan keluarga, pada saat kamu sedang tidak punya apa apa tiba tiba ditinggal orang yang mengaku sahabat?, dunia pasti rasanya mau kiamat....

Aku pernah berada disituasi itu, rasanya berminggu minggu airmata tidak berhenti mengalir sampai akhirnya aku berhenti disatu titik rasa lelahku, aku lelah menghadapi tatapan miring orang orang, akhirnya aku berusaha bangkit dengan KESENDIRIANKU. Belajar tidak bersandar pada teman atau sahabat, yakin mereka akan kembali kalau aku sudah bisa kembali di titik normal kehidupanku.

Dan itulah yang terjadi, terkadang KESENDIRIAN itu ternyata perlu, saat saat dimana kita dengan sengaja JANGAN mengandalkan orang lain sekalipun ada yang bisa kita kita andalkan, belajar saat gagal, jatuh bangun sendirian, tidak peduli apapun yang mereka pikirkan tentang kita..toh...bukankah seperti lazimnya manusia, mereka tidak perduli sesakit apa kita saat membangun diri kita kembali, mereka hanya mau peduli saat hasil akhir.

Dan disaat itulah aku pernah menjadi tangguh.....
Saat yang menjadi sahabatku adalah KRITIKAN dan bukan PUJIAN.
Semoga saya masih bisa kembali ke situasi itu, saat saya masih bisa "survive" dengan kesendirian saya, bukan karena ada dukungan dari orang lain, kecuali dari Tuhan tentunya...

*curcol di pagi yang cerah di kota Medan*

Comments

Popular posts from this blog

DESA SIMARMATA TERCINTA

Namaku Meyrist

YOGYAKARTA