DAGELAN PENANGKAPAN BNN terhadap RAFFI AHMAD
Rasanya kita
memang tidak terkejut lagi setiap
kali mendengar penangkapan artis karena menggunakan narkoba, sudah ada banyak
nama yang terjerat kasus narkoba. Nama nama tenar seperti artis kawakan Roy
Marten, Sammy Simorangkir, Sheila Marcia, dan masih banyak lagi.
Dugem, narkoba dan pesta memang tidak bisa dipisahkan dari
dunia artis. Mereka butuh semua itu, bukan hanya untuk meningkatkan stamina
agar tidak mudah drop pada saat bekerja, tapi juga memperluas jaringan serta
meningkatkan eksistensi diri.
Tidak hanya di Indonesia sendiri, diluar negeri juga para
artis dan musisi kawakan banyak yang menggunakan narkoba, dan banyak juga yang
sudah meninggal dunia karena narkoba seperti Jimy Hendrix dan Curt cobain,
mereka butuh narkoba untuk memperpanjang “nafas”
Tapi rasanya baru kali ini kita mendengar ada drama
penangkapan yang awal mulanya terlihat “sensasional”, BNN mengaku sudah
mengintai rumah sang artis terkenal itu selama tiga bulan, yang ditemukan hanya
dua linting ganja dan beberapa butir ekstasi, dirumah sang target.
Dengan pengintaian yang sensasional itu tadinya kita
berharap bahwa BNN benar menemukan “temuan” besar, dan sensasional, ditambah
tertangkapnya Raffi Ahmad tidak sendirian.
Raffi Ahmad, ditemukan tertangkap bersama anggota komisi
DPRD dari DPP PAN Wanda Hamidah, Irwansyah dan juga Zaskia Sungkar ditambah
belasan teman teman Raffi Ahmad lainnya yang juga tertangkap tangan.
Kenapa disebut konyol?, karena untuk ukuran “target operasi”
BNN, semestinya kita berharap BNN menemukan temuan yang besar.
Namun saat kemudian Raffi Ahmad dan teman temannya diperiksa
beserta barang bukti yang digelar, rasanya terlalu berlebihan BNN yang menyebut
dirinya “berhasil” menangkap Raffi Ahmad.
Lebih tepatnya menyebutkan BNN tengah bermain drama, drama
yang tadinya barangkali bisa dianggap
membuat nama BNN bersinar dan membubung tinggi sebagai lembaga yang
berintegritas dan komitmen untuk peduli dalam menangani kasus kasus narkoba,
bahkan pejabat publik atau public figure sekalipun.
Namun yang terjadi justru sebaliknya, untuk ukuran lembaga
sebesar BNN kasus yang menjaring Raffi Ahmad dkk ini justru seperti berbalik
memukul telak nama baik lembaga ini sendiri.
Betapa tidak?, dari awal penangkapan hingga Raffi Ahmad cs
diperiksa, ditemukan banyak kejanggalan kejanggalan yang terjadi.
Diantaranya, temuan yang ternyata hanya dua linting ganja
dan beberapa butir ekstasi dianggap sebagai dagelan terkonyol yang pernah ada,
jika benar Raffi Ahmad sudah tiga bulan menjadi target operasi, harusnya bukan
hanya ganja yang ditemukan, untuk ukuran artis sekelas Raffi Ahmad, rasanya
barang haram sekelas ganja dan MDMA itu terlalu murah, dan hanya ditemukan
beberapa butir saja sementara yang “pesta narkoba” ada belasan orang yang ikut
pesta.
Kejanggalan lainnya adalah proses pemeriksaan test urine itu
sendiri, bisa memakan waktu hingga berjam jam, sementara sejauh yang pernah
dilakukan, test urine tidak memakan waktu lama.
Disisi lain, kekonyolan lainnya adalah rasanya naïf pihak
BNN begitu saja percaya kalau Raffi Ahmad yang akhirnya menurut publikasi BNN
terbukti negatif menggunakan narkoba bisa dengan “baik hati” menyediakan
rumahnya dipakai sebagai tempat untuk “drugs party”.
Apapun itu, drama “sensasional” ini belum menyelesaikan
episodenya, bahkan boleh jadi ini masih babak awal dari peran yang sedang
dimainkan oleh BNN dan dibantu oleh Raffi Ahmad cs sebagai peran pendukungnya.
Kita tunggu hasilnya.
Comments