Posts

 MELIHAT DENGAN HATI Hany menangis disamping kelas, Rara kaget melihat sahabatnya itu menangis. "Kenapa, Han. ada apa?" Hany memperlihatkan hasil gambarnya yang sudah lusuh, sketsa yang rencananya akan menjadi layout buat mading. "Kok bisa, kenapa bisa lecek begini?" "Ngga tau ulah siapa.." Hany masih menangis. "Udah kamu jangan sedih, kita buat lagi.." Rara menghibur. "Mana sempat, sudah mau masuk kelas..".Hany pasrah tapi dalam hati bathinnya tertekan, Hany anak terpintar dikelas, hampir tidak pernah dihukum. "Ya sudah, nanti aku yang ngomong", Rara menenangkan. Hany terdiam mengingat ingat, dia ada salah sama siapa...tapi rasanya nggak ada. Pak Fandy masuk kelas, belum sempat dia berbicara. Rara tunjuk tangan. "Iya, ada apa Rara?". "Maaf pak,..", sambil menunjukkan hasil gambar Hany yang lecek. Pak Fandy terdiam lama. "Hmm..." "Saya minta maaf pak, ini kesalahan saya, ti

KONFLIK AGRARIA SEMAKIN MEMANAS, 100 AKADEMISI BUAT PETISI

Image
Aku dan Ann Davis, Jurnalis Jakarta Globe Beberapa tahun terakhir, kasus konflik agraria terus meningkat. Badan Pertahanan Nasional (BPN) menyatakan, ada sekitar 8.000 konflik pertahanan belum terselesaikan. Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) menemukan sekitar 1.700 konflik agrarian, Sawit Watch menyebutkan sekitar 660 kasus diperkebunan sawit. Begitu juga Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) menyebutkan konflik agrarian sektor perikanan sepanjang 2012 melibatkan sekitar 60 nelayan. Kriminalisasi dan kekerasan terhadap petanipun terjadi mengiringi konflik konflik agrarian ini. Tahun lalu, sekitar 156 petani ditahan tanpa proses hukum yang benar, 55 orang mengalami luka luka dan penganiayaan, 25 petani tertembak, dan tiga orang tewas. “Respon pemerintah terhadap konflik dan kekerasan oleh aparat keamanan sangat lambat, tidak memadai dan tidak memuaskan”, kata Myrna A Safitri, Direktur Epistema Institute juga salah seorang penggagas petisi. Menyikapi masalah ini

Penandatanganan petisi AMAN dengan DPRD Malinau, Kalimantan Utara

Image
Ketua DPRD Malinau Marthin Labo, Sekjen AMAN Abnor Nababan, Mantan Komnas HAM Jhonny Simanjuntak Keberadaan dan nasib masyarakat di Indonesia hingga saat ini masih jauh dari pengakuan dan perlindungan dari para pemangku kekuasaan dan Negara. Yang terjadi justru sebaliknya dimana pemerintah lewat kementerian kementeriannya bersama pemerintah daerah justru memberikan ijin konsesi kepada perusahaan perusahaan skala besar tanpa melakukan sosialisasi serta meminta persetujuan lebih dulu dari masyarakat adat yang telah mendiami dan menguasai wilayah-wilayah peruntukan konsesi tersebut. Masyarakat adat, sebagaimana kita tahu dapat dipastikan sudah berdiam di wilayah konsesi itu secara turun temurun, bahkan jauh sebelum Republik Indonesia ini diproklamirkan. Dalam beberapa kasus, antara kementerian terkait seperti misalnya Kehutanan, KLH, Pertanian, BPN dan Pemerintah Kabupaten dalam hal ini Bupati justru saling melempar tanggung jawab. Sementara disisi lain para anggota DPRD sebaga

DAGELAN PENANGKAPAN BNN terhadap RAFFI AHMAD

Rasanya kita memang t i dak terkejut lagi setiap kali mendengar penangkapan artis karena menggunakan narkoba, sudah ada banyak nama yang terjerat kasus narkoba. Nama nama tenar seperti artis kawakan Roy Marten, Sammy Simorangkir, Sheila Marcia, dan masih banyak lagi. Dugem, narkoba dan pesta memang tidak bisa dipisahkan dari dunia artis. Mereka butuh semua itu, bukan hanya untuk meningkatkan stamina agar tidak mudah drop pada saat bekerja, tapi juga memperluas jaringan serta meningkatkan eksistensi diri. Tidak hanya di Indonesia sendiri, diluar negeri juga para artis dan musisi kawakan banyak yang menggunakan narkoba, dan banyak juga yang sudah meninggal dunia karena narkoba seperti Jimy Hendrix dan Curt cobain, mereka butuh narkoba untuk memperpanjang “nafas” Tapi rasanya baru kali ini kita mendengar ada drama penangkapan yang awal mulanya terlihat “sensasional”, BNN mengaku sudah mengintai rumah sang artis terkenal itu selama tiga bulan, yang ditemukan hanya dua linting gan

Klaim Malaysia, pertanyaan untuk identitas negeri kita

Image
Kembali terdengar berita bahwa Malaysia mengklaim hasil budaya bangsa sebagai penemuan pribadi mereka,  Gondang 9 dan Tor-tor Mandailing. Namun beberapa waktu kemudian setelah membaca dari berbagai sumber media kedutaan besar Malaysia meralat bahwa Malaysia sebenarnya tidaklah bermaksud mengklaim, hanya membantu menjaga warisan kebangsaan.Tapi lepas dari masalah klaim mengklaim produk Indonesia yang di migrasi ke Malaysia, itu juga menjadi sebuah refleksi dari sebuah pertanyaan "ada apa dengan negeri ini?" Mengapa Malaysia sampai bisa mengklaim? Malaysia itu belajar banyak dari tetangganya, Singapura. .Memanfaatkan apapun yg bisa dimanfaatkan dari Indonesia. termasuk menggunakan cara-cara yg tak etis, bahkan kriminal.  Karena mereka tahu, Indonesia masih terus dikuasai pemerintah dan politisi yg tak jelas lagi sistem pemerintahannya, tidak becus mengurusi rakyat, cenderung oportunis dan membuat rakyat jalan sendiri-sendiri,bahkan tragisnya membiarkan bang

SNMPTN DIHAPUS, KOMPETENSI ORANG DESA AKAN KEMBALI DIRAGUKAN

Image
Siapapun tahu masuk perguruan tinggi negeri adalah impian banyak siswa, dengan cara apapun mereka akan berjuang untuk mendapatkan nilai tinggi untuk bisa masuk di PTN yang mereka inginkan. Semua orang juga tahu, bahwa untuk bisa meraih impian menjadi mahasiswa negeri adalah dengan mengikuti Ujian tulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Lalu muncul wacana bahwa ujian SNMPTN dihapus. Tidak perlu waktu banyak untuk mengundang reaksi yang sangat beragam, kekecewaan dari berbagai pihak langsung terlihat begitu nyata, begitu pula kepanikan dari siswa-siswi SMU yang mengandalkan jalur tersebut untuk meraih tujuannya kuliah di Universitas Negeri yang sudah diidamkan. Entah apa tujuan pemerintah mengenai keputusannya untuk meniadakan SNMPTN, yang jadi pertanyaan sekarang solusi apa yang tengah dirancang pemerintah untuk mengganti program SNMPTN? Penghapusan SNMPTN ini sedikit banyak sudah tergambar dibenak para siswa siswi kelanjutannya seperti apa dan ara