MELIHAT DENGAN HATI Hany menangis disamping kelas, Rara kaget melihat sahabatnya itu menangis. "Kenapa, Han. ada apa?" Hany memperlihatkan hasil gambarnya yang sudah lusuh, sketsa yang rencananya akan menjadi layout buat mading. "Kok bisa, kenapa bisa lecek begini?" "Ngga tau ulah siapa.." Hany masih menangis. "Udah kamu jangan sedih, kita buat lagi.." Rara menghibur. "Mana sempat, sudah mau masuk kelas..".Hany pasrah tapi dalam hati bathinnya tertekan, Hany anak terpintar dikelas, hampir tidak pernah dihukum. "Ya sudah, nanti aku yang ngomong", Rara menenangkan. Hany terdiam mengingat ingat, dia ada salah sama siapa...tapi rasanya nggak ada. Pak Fandy masuk kelas, belum sempat dia berbicara. Rara tunjuk tangan. "Iya, ada apa Rara?". "Maaf pak,..", sambil menunjukkan hasil gambar Hany yang lecek. Pak Fandy terdiam lama. "Hmm..." "Saya minta maaf pak, ini kesalahan saya, ti